That dream is not to be written, but you have to make it happen.
- Mbah Tapak -
#Cita2kuSetinggiTanah
Rendah amat cita-citanya cuma sampai setinggi tanah yak. Nggak sampe langit sekalian. Orang mah biasanya cita-cita harus setinggi-tingginya. Ini kok cuma sampai setinggi tanah. Hhhft...
Sebentar. Jangan dulu terprovokasi dengan judulnya. Resapi dulu makna hakiki yang terkandung di dalamnya. Maksud dari judul ini adalah cita-citamu boleh tinggi, namun tidak melupakan orang terdekatmu seperti keluarga dan teman-teman (menurut saya loh ya :D).
Kenapa saya me-
review film Cita-citaku Setinggi Tanah (CCST)? Soalnya sebuah karya anak bangsa
Eugene Panji ini sungguh menyentuh, keren,
outstanding movie, patut dapet
standing ovation, gak ada rasa bosen nontonnya dari awal sampe akhir. Ach pokoknya film ini bagus banjet!!!!
Ceritanya tentang 4 orang anak SD Pangudi Luhur, Muntilan yang sedang menyusun tugas Bahasa Indonesia untuk menuliskan mimpi mereka. Ada yang pengin jadi artis, tentara, membahagiakan orang lain dan makan di restoran Padang. Iya makan di rumah makan Padang. Mungkin buat kita hal itu bukanlah cita-cita. Lah
wong tinggal ke warung Padang aja kok repot sampe-sampe dicita-citain segala. Mimpi macam apa itu. Tapi untuk seorang Agus (karakter di film CCST diperankan oleh Muhammad Syihab), hal itu merupakan impiannya. Dia membayangkan bisa makan di restoran Padang, dilayani bak raja, makanan banyak enak-enak berlimpah ruah. Makanan yang pastinya belum pernah ia makan karena setiap hari dia makan Tahu Bacem terus dari sarapan, makan siang sampai makan malam. Karena ayahnya (diperankan oleh Agus Kuncoro) adalah seorang buruh tahu dan ibunya (Nina Tamam) adalah pembuat Tahu Bacem terenak di kampungnya. Emmmm :3.
|
Empat sahabat dengan mimpi-mimpi mereka.
Dari ki-ka: Mey, Jono, Agus, Puji. |
Butuh perjuangan bagi Agus untuk mewujudkan mimpinya yang dianggap kecil dan sering ditertawakan oleh orang lain. Karena makan di restoran Padang tidaklah murah untuk kantongnya dan sangat tidak mungkin untuk meminta uang kepada orang tuanya. Dia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengumpulkan uang. Dan ketika uangnya sudah terkumpul cukup banyak, dia harus kehilangan uang tersebut -seperti biasa di bagian ini saya menangis :"( -. Dan seorang kakek bijak bernama Mbah Tapak bilang padanya kalo rejeki itu tidak akan pernah pergi, tapi hanya menunggu waktu untuk kembali ke pemiliknya.
Yang paling saya suka dari film ini adalah para pemain yang berperan di film ini kebanyakan adalah wajah baru dan sangat Indonesia sekali. Artis yang saya kenal di film ini hanyalah Agus Kuncoro, Nina Tamam dan Donny Alamsyah. Yang lainnya,
so special, wajah baru yang sangat fresh dan membuat saya tersenyum sepanjang film karena betapa briliannya tim
casting bisa memilih para pemain yang benar-benar sangat merefleksikan karakter-karakter di film. Seperti Mey yang sangat menjiwai karakternya, bawa-bawa cermin kemana saja, dan mamahnya yang selalu mendukungnya jadi arteeeees. Syumpeh ya, mamahnya Mey bener-bener Indonesia banget. Seorang ibu muda gaul pemilik salon, berbadan semok, hidung pesek, dandan full dan selalu percaya diri. Dan saya memang menemukan tipikal orang seperti itu di Indonesia. Tingkah ibu dan anak ini selalu mengundang tawa dan senyum penonton. Ya iyalah. Kocak abiss!
|
Cast of CCST. |
Agus di sini sangat polos wajah dan perangainya. Tipe anak baik, ulet dan penurut pada kedua orang tua. Membuat saya berfikir, ini enak amat yak kalo punya anak kayak Agus. Rajin terus kalo disuruh langsung dikerjain. Lah saya, kalo disuruh ibu harus nunggu sampe ibune tereak 2 kali baru mau dikerjain. Makanya kebahagiaan orang tua itu kalo punya anak yang nurut dan soleh solehah. Dari situ saya pengen jadi anak solehah. Kan saya cewe, jadi solehah. Kalo soleh, itu mah yang biasa mangkal bubur ayam depan mesjid >,<.
Ketika Agus sedang berusaha untuk menuliskan impiannya tersebut, datanglah petuah bijak dari seorang kakek (Mbah Tapak) yang biasa mencari kayu di sekitar rumahnya. "Lha
wong cita-cita kok ditulis. Cita-cita seharusnya diwujudkan." Degh! Ini langsung menampar saya. Iya ya saya kebanyakan nulis mimpi-mimpi saya. Tapi apa yang saya lakukan untuk meraih mimpi-mimpi tersebut? Yup! Saya harus mewujudkannya.
Ada beberapa
scene yang menggambarkan kedekatan sang nenek dengan cucunya si Agus ini. Lalu kemudian saya merasakan kedekatan saya dengan nenek saya tidak seintens itu. Mungkin karena nenek saya cucunya banyak. Jadi nggak sempet
ngopenin (memperhatikan/merawat) cucunya satu-satu.
Bagian paling menohok adalah ketika Agus telah memiliki cukup uang untuk mewujudkan mimpinya makan di restoran Padang, pada titik tersebut dia menyadari bahwa bukanlah makan enak di restoran Padang yang menjadi mimpi dia. Buat apa punya mimpi untuk diperlakukan seperti raja, jika kita tidak punya keluarga, tidak punya teman untuk berbagi. Dan tetaplah bermanfaat bagi orang lain. JLEB!!!
|
Eugene Panji, sang sutradara film Cita-citaku Setinggi Tanah. |
Berlatar belakang desa Muntilan, Magelang, Jawa Tengah dengan view dan tampak alam Gunung Merapi bikin saya kangen kampung saya di Purbalingga. Ketemu orang di jalan, saling sapa dan basa basi tanya kabar. Kalo untuk jalanan dan melihara bebek di depan rumah itu mengingatkan saya sama rumah kakek nenek saya di Kebumen. Percis kayak gitu. Ada kandangnya, ada bebeknya, semacam kandang dari bambu. Ada orang lagi ngangon (menggiring) bebek atau
ngarit di sawah. Lah tuh kan. Gimana saya bisa bosen nonton pelem ini, lha setiap
backgroundnya bikin saya inget masa lalu saya yang indah ceria tak terhingga. Bikin saya kangen kampung Purbalingga dan Kebumen, dan saya kangen keluarga saya.
Film karya Eugene Panji dan disponsori oleh Aqua ini berdurasi sekitar 90 menit dan menurut saya terlalu sebentar. Soalnya alurnya ngalir enak aja gituh. Di setiap
scene saya selalu tersenyum karena memang benar-benar mirip dengan kehidupan di desa. Kadang malah saya menangis, kenapa saya tidak sedekat itu dengan keluarga saya. Kenapa saya kurang berusaha menggapai mimpi-mimpi saya. Saya belajar bagaimana seorang anak yang sangat berusaha sekuat tenaga untuk menggapai mimpinya walaupun ditertawakan oleh orang lain.
Kabarnya sang sutradara dulu waktu kecil juga sering makan tahu bacem. Dan ketika dia makan di rumah makan Padang, dia merasakan enak dan nyaman. Mau apa saja bisa ambil dan selalu dilayani. Racikan bumbu bacem dalam film ini pun adalah hasil buatan Eugene Panji. Waah terinspirasi kisah hidup diri sendiri yah mas :).
Hasil penjualan tiket Cita-citaku Setinggi Tanah juga akan disumbangkan ke Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI). Jadi selain kita dapat memetik pelajaran dari film bermutu ini dan memajukan perfilman Indonesia, kita juga dapat berbagi dengan adik-adik kita yang mengidap kanker. Indahnya berbagi. Dengan menonton satu film, kita sudah menabung pahala banyak sekali ya. Apalagi kalo nontonnya berkali-kali heheu :3
|
Endah N Rhesa (pengisi soundtrack film CCST) dan anak-anak YKAKI. Ayo kita bantu mereka |
Kalo saya sih nonton film ini karena dapet tiket gratis dari Ovale (nggak mau rugi :p). Nobar diadain hari Minggu 21 Oktober 2012 di XX1 Plaza Senayan jam 12.30 siang. Saya ajak teman saya Rosma. Film ini keren lhoh
subtitlenya pake bahasa Inggris. Dan kita berdua puas banget nonton film ini. Mungkin Rosma lebih tepat dikatakan tidak puas, karena film nya katanya kurang panjang. Harusnya dibuat sampai anak-anak itu dewasa. Lalu saya mengusulkan kalo film ini dijadikan sinetron di TV pasti bakal sangat laku. Dikarenakan kurangnya sinetron bertema pendidikan anak di stasiun TV swasta saat ini. Kalo saya pribadi sih, di sepanjang film saya selalu berkata "Sumpah gue suka film ini" "Iyak gue suka banget ini film".
|
Foto bersama pemenang nobar lainnya.
Ayo silahkan produk Ovale dan Eskulin nya #lhoh #kokmalahngiklan :p |
Terima kasih kepada film CCST telah membuka mata saya bahwa cita-cita, impian itu tak akan berarti jika tidak ditemani dan bermanfaat bagi orang terdekat kita seperti keluarga dan teman-teman. Terima kasih CCST, membuat saya sadar bahwa keluarga adalah hal yang terpenting (dan malamnya saya langsung tidur sekasur dengan Ibune :')). Terima kasih CCST bahwa saya masih punya kakek nenek yang masih hidup dan sehat dan saya akan semakin menyayangi mereka sebagaimana mereka dulu dan sampai sekarang tetap menyayangi saya. Terima kasih CCST mengingatkan saya bahwa teman terbaik saya selalu ada untuk saya apapun yang terjadi. Mereka semua lebih berharga dari apapun. :')