Seringkali
Kalau lagi marah sama anak, kalau meninggikan suara ke anak, hati langsung berasa sedih. Langsung merasa gagal jadi seorang ibu.
Ya ampun. Ibu macam apa aku ini. Anak ini tidak salah apapun. Kenapa aku harus memberikan standar yang terlalu tinggi untuknya? Kalau dia tidak mencapai pencapaian yang aku inginkan, maka aku akan langsung marah. "Ih gimana sih! Kayak gini doang ga bisa!"
Mungkin kalau anakku sudah bisa bicara dengan jelas, dia akan bilang "Maafkan aku ibu. Aku tidak tahu bagaimana yang seharusnya. Aku masih suka menjatuhkan minumanku. Sehingga lantai menjadi kotor dan berujung engkau marah. Maafkan aku suka kabur saat kau ingin ganti popokku."
Ternyata memang I'm the bad one.
Huhuu makin sedih
Kalau lagi marah sama anak, kalau meninggikan suara ke anak, hati langsung berasa sedih. Langsung merasa gagal jadi seorang ibu.
Ya ampun. Ibu macam apa aku ini. Anak ini tidak salah apapun. Kenapa aku harus memberikan standar yang terlalu tinggi untuknya? Kalau dia tidak mencapai pencapaian yang aku inginkan, maka aku akan langsung marah. "Ih gimana sih! Kayak gini doang ga bisa!"
Mungkin kalau anakku sudah bisa bicara dengan jelas, dia akan bilang "Maafkan aku ibu. Aku tidak tahu bagaimana yang seharusnya. Aku masih suka menjatuhkan minumanku. Sehingga lantai menjadi kotor dan berujung engkau marah. Maafkan aku suka kabur saat kau ingin ganti popokku."
Ternyata memang I'm the bad one.
Huhuu makin sedih