Puncak adalah untuk didaki. Masalah ada untuk dihadapi. Proseslah yang membuat kita mampu menghadapi itu semua. Pembelajaran berharga dan pengalaman yang tak ternilai harganya adalah buah manis yang pantas diterima bagi mereka yang pantang menyerah dan mampu menghadapi tantangan kehidupan.
- Intan I. Ibrahim, 20 tahun, wanita biasa. -
Notes sebelum membaca:
- Hati-hati membaca postingan ini dapat membuat anda kepengin nanjak gunung tiba-tiba.
- Agak muak liat kenarsisan penulisnya.
- Mata tahu-tahu burem waktu liat poto-potonya. (Itu mah karena loading potonya belom kelar...)
Oke.. Cukup basa-basinya. Gak usah omdo (omong doang), karena kita butuh bukti bukan janji. Karena orang yang cuma bisa omong doang harus dienyahkan dari bumi ini, soalnya sering bikin galau dan ngasih harapan palsu. *labil*. Here we go! Langsung check out ke TKP. Have a nice reading. Enjoy my post :)
This image was captured by me. ^_^ |
Nah sebenernya gunungnya itu ada dua. Gunung Gede sama Pangrango. Berhubung yang didaki oleh kita-kita adalah Gunung Gede, so we just wanna talk about Gunung Gede here.
Muka-muka bahagia para pendaki Gunung Gede. Kece-kece juga ternyata ehemp .... |
Ini apaan sih? Ada acara apa? Naik gunung? Gunung mana? Kapan? Kok rame? Yang ngadain siapa? Ih pada berani banget siii. Aaaaaaaa pengen ikutan.
Ssssst. Sabar sabaaaar. Akan dijawab kok. Satu-satu yah. Tetap di antrian, pleaseee :)
Jadi, tanggal 6, 7&8 April 2012 kemarin (long weekend ituh), Luar Jendela ngadain acara "Adventure Event Mountain Gede 2958 Mdpl". Kita (para peserta pendakian dan Luar Jendela sebagai penyelenggara acara ini) nanjak Gunung Gede. Total ada 28 peserta yang terdiri dari 21 orang pria dan 7 orang wanita. Kumpul di Pasar Rebo di bawah tulisan Lotte Mart. (FYI kalo kamu naik busway, turun dari halte busway Pasar Rebo ke arah tulisan Lotte Mart itu lumayan loh jauhnya. Saya aja ngerasa cape. Etapih gapapah. Latian sebelum mendaki gunung beneran). Agak serem juga ya malem-malem, cewe sendirian melintasi kejamnya area Pasar Rebo. And honestly, I was afraid. Jadi tuh janjiannya kata si Ibnu (agen wisatanya Luar Jendela), jam 9 atau jam 10 malem itu udah pada kumpul. Sebagai orang yang *ehemp* mencoba untuk on-time, saya sampai di tempat yang dijanjikan pukul 21.30. Ternyata hanya ada 3 orang dengan tas-tas besar berserakan di depan warung Padang. Sempat bingung sebenarnya kita mau naik gunung apa nggerebek warung Padang karena kelaparan sudah 3 hari ga makan. Tapi kemudian inget kalo janjiannya pada disini, jadi saya ngeyakinin diri kalo ini emang naik gunung beneran *emang beneran*.
Saya pun berkenalan dengan mbak Sofa dan mbak Tita, serta seorang pemuda yang mengaku bernama Eko (belakangan diketahui kalo panggilannya Entis dan menjadi idola kaum hawa di akhir pendakian berkat keperkasaannya. Mau tahu dia perkasa dalam hal apa? Baca terus yah ;)..)
Seperti kebiasaan orang Indonesia yang menyukai jam dari permen karet (jamnya molor elastis fleksibel dari waktu yang ditentukan) kita nunggu temen-temen lain datang. Setelah satu jam menunggu, pukul 23.00 kita lepas landas dari jalan raya Pasar Rebo dan baru sampai di jalur Gunung Putri sekitar pukul 03.00 pagi. Di situ kami menurunkan tas-tas serta perlengkapan yang akan kami bawa sebagai bekal mendaki gunung dan melintasi perbukitan kelak. Sembari menunggu pagi, kita pada periksain bawaan masing-masing, ke kamar mandi, tidur di musholla. Paginya kita sholat, persiapan, dan makan. Ada yang jual bubur ayam, nasi uduk, gorengan, dll. Oh ya, di sana kita juga ketemu sama pendaki-pendaki lain loh. Wahh senangnya....
Voila!!
It's time to go. Hey you, Gunung Gede, I will defeat you. I know I'm stronger than I think. See, I will be on top. I'm not a childish girl anymore. Hap! Hap! Hap!
{kira-kira begitulah semangat penulis di awal, dan untuk kemudian setelah berjalan 5 menit rasanya sudah ngos-ngosan dan merindukan kasur. Perasaan menyesal datang, kenapa harus meninggalkan kasur teronggok sendirian di kamar. *piss}
Jadi, first step adalah langkah pertama. Ya iyalah. Maksudnya pertama kita jalan tuh kan ya, ngelewatin Pos 1 tuh. Diperiksain dah tuh barang-barangnya. Gak boleh pake sepatu yang alasnya licin soalnya kita bakal ketemu akar dan trek yang naik turun tak menentu. Gak boleh bawa semacam sabun, pasta gigi, sabun pencuci muka karena takutnya bakal ngerusak ekosistem tumbuhan dan kebersihan airnya. Kalo ada yang bawa, dikumpulin dan disitain. Dan nantinya emang bakalan dibalikin sih. Mukanya orang yang nyitain enggak enak. Ngomongnya udah kaya mandor aja. Sepet ngeliatnya. Jangan liat mukanya kalo ga pengen semangat naik gunung kalian jadi kendur *subjektivitas penulis loh ya*.
FYI aja, mending bawa yang kaya Pond's Shake&Clean sama kapas aja kalo nggak pengen kotor. Bawa hand-sanitizer pastinya kalo males cuci tangan. Bawa sunblock yang SPF nya 24 atau 30 biar terlindungi dari sinar UVA-UVB. Bawa pelembab biar nggak kering. Bawa lip-balm juga. Bawa deodoran dan bedak tabur. Lah kok banyak -_-. Eh itu si terserah si. No offense.
Kalo yang must-bring-items nya tu kaya senter, jaket, carrier (daypack juga bisa dan jangan lupa cover bagnya), tenda (dome juga bisa), nasting, kompor&gas portable, minyak goreng (mentega juga bisa), tabung oksigen portabel, jas hujan, peralatan sholat, peralatan mandi, peralatan makan dari plastik, jajanan kaya protein, karbohidrat, dan glukosa, beras, peralatan pribadi (pembalut, obat-obatan pribadi:promag, gel pengurang rasa nyeri, salonpas, betadine, hansaplast), susu gula kopi teh, bawa garam. Jaket, pakaian secukupnya dan yang paling penting adalah underwear.
Dari jam 07.30-14.00 kita jalan. Cape banget pokoknya. Lebih banyak istirahatnya. Lebih banyak poto-potonya >,,<. Intinya kebersamaannya kerasa banget deh. Makan satu makan semua. Minum satu minum semua. Aaaaaa jiwa korsanya begitu terasa. Seneeeeng. Oh ya untuk masalah air, menjadi harta yang sangat berharga. Diirit-irit ya. Kalo kata orang Jawa dieman-eman (disayang-sayang). Kalo lagi istirahat, jangan minum air terlalu banyak. Secukupnya aja. Biar nggak sengkil dan berat di perut (kata mas Kiki).
Untuk kemudian sekitar pukul 14:30, sampailah kita di Surya Kencana. Akhirnya sampai puncak juga ya Alloh *sujud syukur*. Whoopz salah. Ini bukan puncak, kawan. Ini semacam perbukitan tempat nge-camp para pendaki sebelum menuju puncak. Ada legendanya juga loh, kenapa tempat ini disebut Surya Kencana. Masyarakat setempat percaya akan keberadaan Eyang Suryakencana dan Prabu Siliwangi di Gunung Gede dan roh mereka akan senantiasa menjaga Gunung Gede supaya tidak meletus. Ada juga orang yang menjadikan goa-goa di sekitar Gunung Gede sebagai tempat pertapaan/semedhi dan upacara religius. Konon, Gunung Gede juga merupakan tempat tempat tinggal Eyang Sinto Gendheng ketika mendidik muridnya, Wiro Sableng. (sumber: Wikipedia).
Di Surya Kencana ini, tempatnya sooooo luas. Dan bagian paling indahnya di sini banyak bunga Edelweiss dan ada sumber air. Terima kasih ya Alloh akhirnya kami dapat minum. ^_^
Nah untuk kemudian, kita nge-camp dah tuh. Sehari. Kira-kira pukul 17.00 berdirilah dengan megah tenda-tenda untuk kita melepas lelah dan beristirahat. Masak lah (yang laper yang lapeeeeer), ganti baju bisa, sholat, poto-poto boleh banget lah.
Sabar pembacaku yang budiman. Mohon tunggu sebentar. Mari kita lanjutkan.
Iya. Kami memang menuju puncak. Namun pada keesokan paginya dah tuh. Kita naik sebelum sholat subuh supaya dapet sunrise (moment ketika matahari terbit). Jadi karna niatnya cuma mau liat sunrise jadi kita ga usah bawa carrier. Cukup bawa mukenah atau sarung dan alas buat sholat subuh, air minum, senter, serta oksigen. Hati-hati ya, agak licin dan karena kondisi gelap hati-hati pada sisi kanan-kiri kalian (takut kepentok dahan pohon atau batu). Finally, kita gagal dapetin sunrise, but for sure we were having fun. Yihaaa!!!
Nah udah deh tuh. Poto-poto dah. Berikut poto-potonya.
Eh kenalan yuk sama yang ikut nanjak. Idup kalian flat banget kalo nggak kenal manusia-manusia tangguh ini #eaaaa. Let's check this out!
Nah cukup deh yeh main-main di puncaknya. Pukul 07.00 kita turun puncak dan kembali ke camp. Terus persiapan menuju puncak untuk kedua kalinya dan dilanjutkan penurunan melewati jalur Gunung Pangrango. Pukul 11.30 kitapun berangkat. Sebelum nanjak, kita kumpul dulu di Surya Kencana dan mensyukuri karunia Tuhan, sampai kini kita masih sehat wal'afiat tidak kekurangan suatu apa. Diberikan kesempatan untuk mengikuti acara hebat ini, bertemu orang-orang hebat dan kelak kita pun akan jadi orang hebat. Di sini kami berdo'a bersama supaya diberi keselamatan, kebarokahan, dan kelancaran dalam menuruni gunung. Juga memperkenalkan diri kami masing-masing dan asalnya dari mana *biar kalo mau maen gampang hehe*. Sebelum nanjak, kita poto-poto dulu.
Selamat tinggal Surya Kencana, Selamat Datang puncak Gunung Gede. Hari ini kami telah berhasil menaklukan kalian. Satu langkah lagi dan kami akan sampai di kaki Gunung Pangrango. Kami ternyata lebih kuat dari apa yang kami bayangkan. Semua keindahan ini, persaudaraan baru ini melecut semangat kami untuk terus memperbaiki diri. Tunggu akan tiba saatnya kami kembali lagi kesini atau mungkin ke gunung lainnya untuk didaki. Karena kami tahu kami mampu. Kami jauh lebih kuat dari apa yang kami pikir kami bisa.
Saya pun berkenalan dengan mbak Sofa dan mbak Tita, serta seorang pemuda yang mengaku bernama Eko (belakangan diketahui kalo panggilannya Entis dan menjadi idola kaum hawa di akhir pendakian berkat keperkasaannya. Mau tahu dia perkasa dalam hal apa? Baca terus yah ;)..)
Mbak Tita, Eiko Uwantis, Mbak Shofa They were the first people whom I met. Nice and friendly ^_^ |
Seperti kebiasaan orang Indonesia yang menyukai jam dari permen karet (jamnya molor elastis fleksibel dari waktu yang ditentukan) kita nunggu temen-temen lain datang. Setelah satu jam menunggu, pukul 23.00 kita lepas landas dari jalan raya Pasar Rebo dan baru sampai di jalur Gunung Putri sekitar pukul 03.00 pagi. Di situ kami menurunkan tas-tas serta perlengkapan yang akan kami bawa sebagai bekal mendaki gunung dan melintasi perbukitan kelak. Sembari menunggu pagi, kita pada periksain bawaan masing-masing, ke kamar mandi, tidur di musholla. Paginya kita sholat, persiapan, dan makan. Ada yang jual bubur ayam, nasi uduk, gorengan, dll. Oh ya, di sana kita juga ketemu sama pendaki-pendaki lain loh. Wahh senangnya....
Abang tukang bubur. Rasa buburnya sebenernya biasa aja si, tapi ga ada lagi yang jualan bubur selain dia. Hmmm sepertinya ada peluang bisnis yang bagus :3. |
Voila!!
It's time to go. Hey you, Gunung Gede, I will defeat you. I know I'm stronger than I think. See, I will be on top. I'm not a childish girl anymore. Hap! Hap! Hap!
{kira-kira begitulah semangat penulis di awal, dan untuk kemudian setelah berjalan 5 menit rasanya sudah ngos-ngosan dan merindukan kasur. Perasaan menyesal datang, kenapa harus meninggalkan kasur teronggok sendirian di kamar. *piss}
Ini penulis waktu mau berangkat. Makan bubur ayam dulu. Pojok kiri atas adalah seabreg barang yang dibeli penulis. Nyesel bawa berat-berat. Ngeberatin tas. *masih manja berarti*. |
Jadi, first step adalah langkah pertama. Ya iyalah. Maksudnya pertama kita jalan tuh kan ya, ngelewatin Pos 1 tuh. Diperiksain dah tuh barang-barangnya. Gak boleh pake sepatu yang alasnya licin soalnya kita bakal ketemu akar dan trek yang naik turun tak menentu. Gak boleh bawa semacam sabun, pasta gigi, sabun pencuci muka karena takutnya bakal ngerusak ekosistem tumbuhan dan kebersihan airnya. Kalo ada yang bawa, dikumpulin dan disitain. Dan nantinya emang bakalan dibalikin sih. Mukanya orang yang nyitain enggak enak. Ngomongnya udah kaya mandor aja. Sepet ngeliatnya. Jangan liat mukanya kalo ga pengen semangat naik gunung kalian jadi kendur *subjektivitas penulis loh ya*.
FYI aja, mending bawa yang kaya Pond's Shake&Clean sama kapas aja kalo nggak pengen kotor. Bawa hand-sanitizer pastinya kalo males cuci tangan. Bawa sunblock yang SPF nya 24 atau 30 biar terlindungi dari sinar UVA-UVB. Bawa pelembab biar nggak kering. Bawa lip-balm juga. Bawa deodoran dan bedak tabur. Lah kok banyak -_-. Eh itu si terserah si. No offense.
Kalo yang must-bring-items nya tu kaya senter, jaket, carrier (daypack juga bisa dan jangan lupa cover bagnya), tenda (dome juga bisa), nasting, kompor&gas portable, minyak goreng (mentega juga bisa), tabung oksigen portabel, jas hujan, peralatan sholat, peralatan mandi, peralatan makan dari plastik, jajanan kaya protein, karbohidrat, dan glukosa, beras, peralatan pribadi (pembalut, obat-obatan pribadi:promag, gel pengurang rasa nyeri, salonpas, betadine, hansaplast), susu gula kopi teh, bawa garam. Jaket, pakaian secukupnya dan yang paling penting adalah underwear.
Dari jam 07.30-14.00 kita jalan. Cape banget pokoknya. Lebih banyak istirahatnya. Lebih banyak poto-potonya >,,<. Intinya kebersamaannya kerasa banget deh. Makan satu makan semua. Minum satu minum semua. Aaaaaa jiwa korsanya begitu terasa. Seneeeeng. Oh ya untuk masalah air, menjadi harta yang sangat berharga. Diirit-irit ya. Kalo kata orang Jawa dieman-eman (disayang-sayang). Kalo lagi istirahat, jangan minum air terlalu banyak. Secukupnya aja. Biar nggak sengkil dan berat di perut (kata mas Kiki).
Kayaknya udah pada siap banget nih. Semangat yah kakaknyaaaah. Semangat geng! |
Yang cowo terlihat keren, yang cewe terlihat macho. :p |
Untuk kemudian sekitar pukul 14:30, sampailah kita di Surya Kencana. Akhirnya sampai puncak juga ya Alloh *sujud syukur*. Whoopz salah. Ini bukan puncak, kawan. Ini semacam perbukitan tempat nge-camp para pendaki sebelum menuju puncak. Ada legendanya juga loh, kenapa tempat ini disebut Surya Kencana. Masyarakat setempat percaya akan keberadaan Eyang Suryakencana dan Prabu Siliwangi di Gunung Gede dan roh mereka akan senantiasa menjaga Gunung Gede supaya tidak meletus. Ada juga orang yang menjadikan goa-goa di sekitar Gunung Gede sebagai tempat pertapaan/semedhi dan upacara religius. Konon, Gunung Gede juga merupakan tempat tempat tinggal Eyang Sinto Gendheng ketika mendidik muridnya, Wiro Sableng. (sumber: Wikipedia).
Maha Suci Alloh dengan segala ciptaan-Nya. |
Di Surya Kencana ini, tempatnya sooooo luas. Dan bagian paling indahnya di sini banyak bunga Edelweiss dan ada sumber air. Terima kasih ya Alloh akhirnya kami dapat minum. ^_^
Nah untuk kemudian, kita nge-camp dah tuh. Sehari. Kira-kira pukul 17.00 berdirilah dengan megah tenda-tenda untuk kita melepas lelah dan beristirahat. Masak lah (yang laper yang lapeeeeer), ganti baju bisa, sholat, poto-poto boleh banget lah.
Kenapa ya kalo nge-camp itu identik dengan makan? *muka mikir* |
Tunggu dulu deh, kok nggak ke puncak? Mana??????? Yang bener nih ah. Pembaca sudah gak sabar. We want more!! We want more!!
Sabar pembacaku yang budiman. Mohon tunggu sebentar. Mari kita lanjutkan.
Iya. Kami memang menuju puncak. Namun pada keesokan paginya dah tuh. Kita naik sebelum sholat subuh supaya dapet sunrise (moment ketika matahari terbit). Jadi karna niatnya cuma mau liat sunrise jadi kita ga usah bawa carrier. Cukup bawa mukenah atau sarung dan alas buat sholat subuh, air minum, senter, serta oksigen. Hati-hati ya, agak licin dan karena kondisi gelap hati-hati pada sisi kanan-kiri kalian (takut kepentok dahan pohon atau batu). Finally, kita gagal dapetin sunrise, but for sure we were having fun. Yihaaa!!!
Nah udah deh tuh. Poto-poto dah. Berikut poto-potonya.
Pagi yang indah di Puncak Gunung Gede. |
Para gentlemen gagah berani nan tangguh dengan segala aksinya. |
Mukanya pada cerah-cerah bener. Lagi seneng banget banget banget bangeeeeeet yaaaa.... |
Ada yang bisa jelaskan, ini lagi pada ngapain??? |
Eh kenalan yuk sama yang ikut nanjak. Idup kalian flat banget kalo nggak kenal manusia-manusia tangguh ini #eaaaa. Let's check this out!
NAH INI DIA!!! Mereka-mereka inilah yang bertanggung jawab atas semua kebahagiaan di atas. Merekalah penyebab kita sangat berbahagia bisa mendaki puncak Gunung Gede yang bahkan kami sendiripun belum yakin mampu menghadapinya. Mereka adalah Luar Jendela. Sebuah Adventure and Travel Assistent yang sangat berkompeten dan berkualitas di bidangnya. Berupaya untuk selalu memberikan pelayanan terbaik di setiap outdoor dan indoor event yang dihelatnya. Dan acara pendakian ini pun menurutku cukup sukses, aman, dan menyenangkan. Nah kalo kamu tertarik kerjasama bareng Luar Jendela buat ngadain event kayak gini, bisa banget hubungi contact personnya di 083897721600 (Agung), 083899136736 (Ibnu) atau di websitenya http://luarjendela.wordpress.com . Ini nih dedengkotnya Luar Jendela: (foto bawah, dari kiri: Eko. Dia ini keren banget banget banget banget. Dia bawa carrier segede kulkas 1 pintu dengan isi macem-macem dan berat tanpa ngeluh,. Bawa itu semua selama pendakian bukan hal yang mudah, Jenderal!! So, kita cewe-cewe menobatkan dia sebagai cowo terkuat selama pendakian. So adorable :)). (Yang tengah ada Agung. Seperti yang diceritain di atas, dia juga sangat kuat dan murah senyum. Bawaannya adem aja gitu.) (Kalo yang paling kanan: Ibnu. Dia juga gagah perkasa meskipun agak terlihat cungkring. Tapi jangan lihat badannya dong, dari strategi dan kekuatan dia sangat cekatan dan kuat, bung! Oh iya, Ibnu itu sepupu dari penulis loh *penting banget gak sih*). Sebenernya ada 1 nama lagi yang seharusnya tercantum, yaitu mas Nur Agus. Bisa dibilang dia founding father dan leadernya Luar Jendela. Ibarat komputer, beliau ini processor buat Luar Jendela. Dan Ibnu sempet bilang sama penulis kalo sebenernya di pendakian ini, dia butuh banget mas Nur Agus yang pengalamannya udah jauh lebih banyak. Dia tidak ikut pada pendakian kali ini dan hanya mengantar sampai di jalur Gunung Putri (our first stop). |
Nah cukup deh yeh main-main di puncaknya. Pukul 07.00 kita turun puncak dan kembali ke camp. Terus persiapan menuju puncak untuk kedua kalinya dan dilanjutkan penurunan melewati jalur Gunung Pangrango. Pukul 11.30 kitapun berangkat. Sebelum nanjak, kita kumpul dulu di Surya Kencana dan mensyukuri karunia Tuhan, sampai kini kita masih sehat wal'afiat tidak kekurangan suatu apa. Diberikan kesempatan untuk mengikuti acara hebat ini, bertemu orang-orang hebat dan kelak kita pun akan jadi orang hebat. Di sini kami berdo'a bersama supaya diberi keselamatan, kebarokahan, dan kelancaran dalam menuruni gunung. Juga memperkenalkan diri kami masing-masing dan asalnya dari mana *biar kalo mau maen gampang hehe*. Sebelum nanjak, kita poto-poto dulu.
Suasana do'a bersama dan perkenalan. Sedikit mengharukan tapi tetap penuh canda dan tawa. |
Poto lagi yuk ah. Buat kenang-kenangan hehe ^_^ |
Selamat tinggal Surya Kencana, Selamat Datang puncak Gunung Gede. Hari ini kami telah berhasil menaklukan kalian. Satu langkah lagi dan kami akan sampai di kaki Gunung Pangrango. Kami ternyata lebih kuat dari apa yang kami bayangkan. Semua keindahan ini, persaudaraan baru ini melecut semangat kami untuk terus memperbaiki diri. Tunggu akan tiba saatnya kami kembali lagi kesini atau mungkin ke gunung lainnya untuk didaki. Karena kami tahu kami mampu. Kami jauh lebih kuat dari apa yang kami pikir kami bisa.
Note: Postingan ini kan berisi cerita pendakian, nge-camp dan menggapai puncak. Untuk pencapaian puncak yang kedua kalinya dan penurunan, akan dibuat lagi postingan selanjutnya. Ditunggu yah ^_^.